Sabtu, 06 April 2013

Kajian Tauhid (Syahadatain)



Kajian Tauhid (Syahadatain)
Hukum Syara' mewajibkan kepada seluruh ummat manusia yang baliqh dan berakal (Mukallaf) untuk bertauhid, yakni mengetahui dan meyakinkan kepada adanya Allah SWT, dengan garansi : Sah imannya dan mendapatkan pahala bagi yang benar Tauhidnya, dan tidak sah imannya serta akan diberikan siksa bagi yang tidak benar Tauhidnya.
Kewajiban bertauhid ini mulai berlaku semenjak akil baligh tiba, oleh karenanya, sedetik saja pada sa'at baligh tiba dalam keadaan tidak bertauhid. Berarti pernah mengalami kafir, oleh sebbab itu, sebelum sampai pada usia baligh diharuskan mempelajari ilmu Tauhid terlebih dahulu, sebagai persiapan dan menjaga agar hidup tidak mengalami kafir dahulu.

SYAHADATAIN
A. Mengucapkan Syahadatain.
Beriman kepada Allah SWT. Diikrarkan dengan mengucapkan lafadz Syahadatain sebagai berikut :

اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ
Artinya : Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah. Dan nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Para ulama sepakat bahwa mengucapkan Syahadatain adalah Rukun Islam, maka yang tidak mengucapkan Syahadatain bukan orang Islam, walaupun pada hakekatnya beriman kepada adanya Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhory.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلئَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ امُرْتُ اَنْ قَاتِلَ النَّاسَ حَتَّئ يَشْهَدُوْا اَنْ لاَاِلَهَََ اِلاَّ اللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوْا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُؤْا الزَّكَاةَ فَاِذَا فَعَلُوْاذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّى دِمَانَهُمْ وَاَمْوَا لَهُمْ اِلاَّ بِحَقِّ الاِسْلاَمِ وَحِسَا بُهُمْ عَلَى اللهِ (رواه البخاري)
Artinya : sesungguhnya Rasululloh SAW, telah bersabda : "Kami diperintahkan untuk memerangi orang-orang, sehingga mereka bersaksi (mengucapkan Syahadatain) bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan Allah dan mengerjakan Sholat, juga membayar Zakat. Manakala mereka mengerjakan semuanya, maka kami menjaga darah mereka dan harta benda mereka. Kecuali hak-hak yang bertalian dengan Islam, kemudian hisaban mereka diserahkan kepada Allah SWT.
Hubungan mengucapkan Syahadatain dengan keimanan, para Ulama berpendapat :
1. Imam al-‘Asy'ary dan al-Ma'turidy (Muhaqqiqin) berpendapat bahwa Mengucapkan Syahadatain merupakan sarat sahnya iman.
Ulama Jumhur memberikan pendapat Imam al-‘Asy'ary dan al-Ma'turidy ini, bahwa yang dimaksud dengan sarat sahnya Iman adalah untuk pengesahan Hukum Islam di dunia, seperti hukum nikah, warist, sholat dan lain sebagainya. Sedangkan di hadapan Allah (di akhirat) yang dilihat adalah hatinya bukan ucapannya, jadi kalau hatinya beriman, termasuk Mukmin dan pasti tempat kembaliNya adalah sorga, begitu pula sebaliknya, bila hatinya tidak beriman kepada Allah SWT. Walaupun mengucapkan Syahadatain, tidaklah termasuk kepada orang yang beriman dan tempat kembaliNya di akhirat adalah Neraka.
2. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa : Mengucapkan Syahadatain adalah setengah dari Iman, karena Iman dan syahadatain merupakan rangkain Dohir dan Bathin.
B. Syahadat Munjin.
Sebagaimana telah disebutkan di atas untuk menjadi orang yang beriman tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan Syahadatain, karena masalah keimanan bukan masalah lahiriyah, melainkan masalah hati atau kejiwaan, oleh karenanya didalam mengucapkan Syahadatain harus pula dijiwai dengan benar, Syahadat yang dijiwai dengan benar disebut Syahadat Munjin, Syahadatain ini pulalah yang akan menyelamatkan kehidupan ummat manusia di akhirat.
Adapun yang dimaksud dengan Syahadat Munjin adalah Syahadatain yang disertai dengan :
1. Ma'rifat, hati mengakui bahwa Allah SWT, adalah Tuhan dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
2. Idz-Dzi'an, hati menerima bertuhan kepada Allah SWT. Dan menerima ke Rosulan Nabi Muhammad.
3. Qobul, hati menerima seluruh ajaran Allah SWT dan RasulNya, sehingga menjadi pedoman hidup.
4. Lafadz (materi kata) yang diucapkan harus bahasa Arab, tidak dapat diganti dengan bahasa lain, sekalipun sama maknanya.
1. Ma'rifat. Dalam mengucapkan Syahadatain harus disertai dengan ma'rifat yakni disertai dengan :
a. Idrokun Jazimun = Meyakinkan dengan sangat pasti, sehingga tidak ada keraguan, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad utusan Allah SWT.
b. Muwafiqun lil Waqi'i = apa yang diyakininya sesuai dengan kenyataan, bahwa Allah SWT, yang diyakininya adalah Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam ilmu Tauhid, tidak beranak dan tidak pula diper-anakan.
c. Nasyium ‘an Dalilin = Meyakinkan kepada adanya Allah SWT, disertai dengan argumentasi (dalil) yang dapat mempertahankan keyakinannya, baik itu dalil ‘Akli maupun dalil Nakli sebagamana telah disebutkan pada pasal hukum ‘Akal.
Adapun yang harus dima'rifatkkannya adalah :
a) Dzat Allah SWT dan sifat - sifatnya.
b) Dzat Rosul dan sifat - sifatnya.
c) Yang Mumkinul Wujud.
d) Yang wajib dan yang Mustahil di Allah SWT dan di Rasululloh.
2. Idz-Dzi'an. Untuk dapat disebutkan seorang Mukmin tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan Syahadatain dan Ma'rifat saja, melainkan harus pula disertai dengan pengakuan bahwa : Allah SWT. Tuhanku dan Nabi Muhammad adalah Rasulku. Jadi apabila ada orang yang meyakinkan bahwa ttiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosul Allah tetapi hatinya tidak menerima bertuhan kepada Allah SWT. Dan tidak mengakui berRosul kepada Nabi Muhammad, orang tersebut di hadapan Allah SWT. Tidak termasuk kepada orang yang beriman, seperti ada perkataan seorang pemimpin Yahudi di masa Nabi, bernama Abdullah bin Salam, dia berkata : Aku meyakinkan bahwa Nabi Muhammad adalah betul-betul Rasul Allah SWT, dan Nabi yang terakhir, seperti aku yakin kepada anakku sendiri, bahkan kepada Nabi Muhammad aku lebih yakin (ma'rifat). Orang seperti ini disebutkan dalam al-Qur'an surat 2. Al-baqoroh ayat 146 :
3. Qobul. Begitu pula tidak termasuk kepada orang mukmin, orang yang tidak menerima ajaran Allah SWT dan RasulNya, walaupun telah Ma'rifat dan Idz-Dzi'an, sekalipun melaksanakan ajaran Allah SWT dan RasulNya.
Sebagai bukti telah Qobul harus berani mengikrarkan

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبَّا وَبِالاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَّاوَّرَسُوْلاً وَبِالْقُرْاَنِ اِمَامًا وَّبِالْمُؤْمِنِيْنَ اِخْوَانًا
Artinya : Aku Ridho (mengakui dan menerima) kepada Allah SWT. Aku bertuhan dan Islam sebagai agamaku, dan kepada Nabi Muhammad aku berNabi dan berRosul, dan kepada al-Qur'an aku berpedoman, dan kepada Mukminin aku besaudara.
C. Yang Harus di Syahadatkan.
Disamping Allah SWT dan RasulNya wajib pula dima'rifatkan tentang adanya alam Goib, sebagaimana firman allah SWT. Dalam al-Qur'an surat 2. Al-Baqoroh ayat 3-4 :
Artinya : (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Adapun yang dimaksud dengan alam Goib itu adalah :
1. Alam Barzakh.
2. Siksa Kubur.
3. Nikmat Kubur.
4. Pertanyaan Munkar dan Nakir.
5. Qiyamah.
6. Alam Ba'ats dan Qubur.
7. Mahsyar, tempat berkumpul.
8. Mauqif, ttempat menunggu hisaban ‘amal.
9. Mizan, timbangan ‘amal.
10. Hisaban.
11. Syafa'atul ‘Udhma.
12. Surga.
13. Neraka.
14. Shirothol Muustaqim.
15. Melihat Allah SWT di surga.
16. Abadinya di surga bagi orang Mukmin dan abadinya di neraka bagi orang Kafir.
Orang yang Ma'rifat
, Idz-Dzi'an, Qobul dan mengucapkan Syahadatain, tetapi tidak mealaksanakan ajaran-ajaran Islam, namanya Mukmin Fasiq, Orang yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam seperti; Sholat, Puasa tetapi hatinya tidak Ma'rifat, Idzi'an dan Qobul namanya Kafir Fasiq

Kajian Tauhid (Tingkatan Iman)
Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an dan al-hadits bahwa iman seseorang itu terkadang mengurang dan terkadang bertambah, dalam hal ini para ulama mengevaluasikan iman tersebut dengan lima tingkatan sebagai berikut :
1.     Iman Taqlid, yaitu imannya orang yang tidak beralasan, tidak mempunyai dalil/argumentasi, imannya hanya mengikuti orang lain namun hatinya yakin dan Jazim iman kepada adanya Allah SWT.
Dalam menghukumi orang yang iman Taqlid (Mukmin Muqollid) para ‘Ulama berpendapat :
a.     Al-‘Asy’ary, Abi Bakrin Bakilani, Imam Malik dan Imam Haromain, berpendapat bahwa Iman Taqlid hukumnya adalah Sah, hanya orangnya berdosa mengikuti orang lain tanpa dalil.
b.     Ibnu ‘Aroby dan Imam Sanusi, Iman Taqlid  tidak Sah, tetapi didalam kitab Kubro, Imam Sanusi mencabut lagi pendapat tersebut.
c.      Imam Dasuqi, Ian Taqlid Sah, hanya berdosa bagi orang yang mampu berpikir. Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT. Dalam surat 2. Al-Baqoroh ayat 286.
d.    Sebagain ‘Ulama. Iman Taqlid Sah hukumnya dan tidak berdosa asalkan dalil-dalilnya bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits.
e.     Sebagian ‘Ulama, Iman Taqlid Sah dan tidak  berdosa baik bagi ahli berpikir maupun bagi awam, pendapat ini berdasarkan hadist Rasululloh SAW. Ketika menjawab pertanyaan dari orang Badewi : Ya Rasululloh, bagaimana caranya supaya dapat masuk sorga ?, Nabi menjawab : katakanlah olehmu !:

اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

f.      Sebagian Ulama, Iman Taqlid itu Sah bahkan kalau sudah beriman diharamkan untuk mencari dalil.
Dari seluruh pendapat para ‘Ulama tersebut tidak menyangkut masalah pokok (mu’takad).

2.     Iman ‘Ilmu, yaitu imanya seorang mukallaf yang telah mengetahui dalil yang benar namun belum menjiwai keimanannya, sehingga Ahli Tashowuf memberi titel Mahjubun.
3.     Iman ‘Iyan, yaitu imannya seseorang yang disertai Ma’rifat dan Tashdiq yang menjiwai sifat Sama’ Bashornya Allah SWT, sehingga jiwanya selalu merasa dilihat dan didengar oleh Allah SWT. Dan berdiam di Maqom Muroqobah.
4. Iman Haq, yaitu imannya orang yang mempunyai jiwa yang dalam, hatinya mampumenerobos ke Maqom Musyahadah, yang apabila melihat mahkluk, hatinya tidak pada yang dilihatnya melainkan ingat kepada yang menciptakannya, tingkatan iman ini disebut pula dengan Iman Haqqul Yaqin, yang kontaknya dengan sifat Qudrot Alloh SWT.
5.  Iman Haqiqat, yaitu imannya orang yang mempunyai jiwa yang teramat dalam, kema’rifatan yang luar biasa, sehingga hainya tidak ingat kepada makhluk, fana kepada Allah SWT. Serta selalu berdiam di Maqom Fana, keyakinan iman Haqiqat ini namanya ‘Ainal Yaqin, keadaannya majdud.
6.     Iman Haqiqotul Haqiqat, yaitu imannya para Nabi dan Rasul, dalma hal ini para ‘Ulama tidak memberikan ta’rif.


cacarakan aqoidul iman





 


S : aya sabaraha ari rukun agama teh?
J : ari Rukun agama eta aya tilu.
S : naon hiji-hiji na?
J : nyaeta:
Ka hiji na Iman
Ka dua na Islam
Ka tilu na Ihsan
S : naon ari ngaran iman teh?
J : ari ngaran iman nyaeta :
TASDIQUL QOLBI BIMAA JA A BIHINNABIYYU SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM.
Hartosna : ngaku jeung narima ku hate kana perkara-perkara anu didugikeun ku jungjunan urang sadaya kangjeng nabi Muhammad SAW
S : naon ari ngaran islam teh?
J : ari ngaran islam nyaeta :
AL INQIYADU BIL AHKAMISY-SYAR’IYATI
hartosna : turut tumurut pasrah sumeurah kana parentah hukum syara’
S : naon ari ngaran ihsan teh?
J : ari ngaran ihsan nyaeta :
ANTA’BUDA ROBBAKA KA ANNAKA TAROOHU FAIN LAM TAKUN TAROOHU FAINNAHU YAROOKA
hartosna heunte boga rasa kaleungitan rasa di uninga ku gusti Alloh na.
S : naha aya sabaraha ari syarat-syarat na iman teh?
J : ari syarat-syarat na iman eta aya opat.
S : naon hiji-hiji na?
J : nyaeta :
Ka hiji ma’rifat,
Ka dua iddi’an, tegesna ngaku ku hate .
Ka tilu qobuul tegesna narima ku hate kana perkara-perkara anu didugikeun ku jungjunan urang sadaya kangjeng nabi Muhammad SAW.
Ka opat iqror dua kalimah syahadat ku lisan.
S : naon ari ngaran ma’rifat teh?
J : ari ngaran ma’rifat nyaeta :
IDROOKUN JAAZIMUN BIHAETSU LAESA MA’AHU TARODDUDUN MUWAAFIQUN LIMAA FIL WAAQI’I NAASYIUN ‘AN DALILIN.
Hartos na : pangarti anu pasti nu teu kena ku owah gingsir anu akur jeung buktina nu timbul tina alesan.
S : naha pangarti nu kumaha anu akur jeung bukti na Alloh teh?
J : nyaeta pangarti hate anu akur jeung pendapat imam abu hasan asy-‘ari jeung imam abu manshur almaturidi, nyaeta anu neteupkeun ka Alloh ka sifatan ku sifat 20 anu wajib na, 20 anu mustahil na, jeung hiji anu wenang na, anu di kumpulkeun dina ucapan:
Ieu sifat 20 anu wajib na
WUJUD QIDAM BAQO # MUKHOLAFATU LIL HAWADITSI
QIYA MUHU BI NAFSIHI # WAHDANIYAT QUDROT IRODAT
‘ILMU HAYAT SAMA’ # BASHOR KALAM QOODIROON MURIDAN
‘ALIMAN HAYYAN # SAMI’AN BASHIROON MUTAKALLIMAAN
Ieu sifat 20 anu mustahil na
‘ADAM HUDUTS FANA # MUMATSALAH LIL HAWADITSI
IHTIYAJ TA’ADUD # ‘AJAZAH KAROHAH
JAAHIL MAOT ASHOM # A ‘MA BAKAM ‘AJIZAN
KAARIHAN JAAHILAN # MAYYITAN ASHOMA‘UMYAAN BUKMAAN
Ieu sifat hiji anu wenang na
ARI SIFAT ANU WEUNANG # DI GUSTI ALLOH SING TEURANG
NYATANA FI’LU MUMKININ # REUJEUNG WA TARKU MUMKININ

S : naon ari faedah na iman teh?
J : ari faedah na iman nyaeta :
AL KHULUUDU FIIL JANNAH
Hartosna : langgeung di surga.
Tah eta sadayana anu tos di tetepkeun ku ‘ulama ahli sunnah wal jama’ah.
S : naha ‘ulama nu kumaha anu di sebut ngaran ‘ulama ahli sunnah wal jama’ah teh?
J : nyaeta ‘ulama anu netepkeun dasar hukum syara’ na tina qur’an, tina hadits, tina ijma’ jeung qiyas mu’tabar
S : Naha ‘ulama anu pangkat kumaha anu bisa netepkeun dasar hukum syara’ na tina qur’an, tina hadits, tina ijma’ jeung qiyas mu’tabar teh?
J : nyaeta ‘ulama anu pangkat mujtahid
S : naha aya sabaraha ‘ulama anu pangkat mujtahid teh?
J : ari ‘ulama anu pangkat mujtahid eta seu.eur, ngan anu beunang di ikuti eta aya opat, nyaeta :
Ka hiji imam hanafi
Ka dua imam maliki
Ka tilu imam syafi’i
Ka opat imam ahmad hambali
S : naha ari tata cara beragama ahli sunnah wal jama’ah teh turut ka saha?
J : eta turut ka kanjeung nabi Muhammad SAW,
Ngan dina tatacara turutna ka kanjeung nabi dina iman eta mengikuti faham imam abu hasan asy-‘ari jeung imam abu manshur almaturidi,
Dina hukum islam na mengikuti faham salah sahiji madzhab anu opat.
Dina ihsan na mengikuti faham imam abu qosim junaedi al bagdadi, jeung imam ghozali, jeung imam sayid abdulloh ‘alawi al hadad
S : naha kumaha rincian nana hiji-hiji na sifat anu wajib, anu mustahil anu wenang di Alloh teh?
J : nyaeta :

TAH IEU NADZHOMAN ‘AQOID IMAN NU 50 TEH, DI LAYANKEUN SAREUNG HARTOS NA. PAMUGI CING BERKAH KANU NGARAOS NA. AAMIIN.

BISMILLAH NGAWITAN LISAN # REK NYEUBARKEUN KATUHANAN.
GUSTI ALLOH PANJEUNEUNGAN # KAWEUNTAR TUR ASIH PISAN.
ALHAMDULILLH PAMUJI # KA GUSTI ALLOH SAHIJI.
RAHMAT SALAM KAJENG NABI # OGE SINARENG ASHABI.
AMMA BA’DU SABA’DA NA # URANG TEH WAJIB TERANG NA.
KA GUSTI ALLOH SIFAT NA # NU WAJIB JEUNG NU MUHAL NA.
DUA PULUH NU WAJIB NA # DUA PULUH NU MUHAL NA.
NGAN HIJI SIFAT WEUNANG NA # PAT PULUH HIJI JUMLAH NA.
DINA IEU ELMU USHUL # TAMBA BINGUNG OSOK NGU’UL.
OPAT NU WAJIB DI RUSUL # OPAT NU MUHAL ULAH CUL.
NU WEUNANG NA HIJI BAE # SANAOS DI RUSUL OGE.
TAFSIR NA ENGKE PEURLENTE # NGAOSNA SING SAE-SAE.

‘SIFAT NU WAJIB SAREUNG NU MUHAL NA:
1.            HIJI WAJIB WUJUD # MUHAL ALLOH ‘ADAM
HARTOSNA ALLOH AYA # MUSTAHIL ALLOH TEU AYA
2.            DUA WAJIB QIDAM # MUHAL ALLOH HUDUTS
HARTOSNA ALLOH TIHEULA # MUSTAHIL AYA ANYAR NA
3.            TILU WAJIB BAQO # MUHAL ALLOH FANA
HARTOSNA ALLOH LANGGEUNG # MUSTAHIL AYA RUKSAK NA
4.            OPAT  WAJIB MUKHO # LAFATU LIL HAWADITSI
MUHAL ALLOH ETA # ANU MUMATSALAH
HARTOSNA ALLOH BEDA # JEUNG SAKABEH NU ANYAR
MUSTAHIL ALLOH ETA # SARUA REUJEUNG NU ANYAR
5.            LIMA WAJIB QIYA MUHU BI NAFSIHI # MUHAL ALLOH ETA IHTIYAJ BI GHOIRIHI
HARTOSNA ALLOH NGADEUG # KALAWAN DZAT ANJEUN NA
MUSTAHIL ALLOH BUTUH # KANA DZAT LIYAN NA
6.            GEUNEUP WAHDANIYAT # MUHAL TA’ADUDAAT
HARTOSNA ALLOH NUNGGAL # MUSTAHIL NU BINGBILANGAN
7.            TUJUH WAJIB QUDROT # MUHAL ALLOH ‘AJAZAH
HARTOSNA ALLOH KAWASA # MUSTAHIL AYA APEUS NA
8.            DALAPAN WAJIB IRODAT # MUHAL ALLOH KAROHAH
HARTOSNA ALLOH KEURSA # MUSTAHIL ALLOH KAPAKSA
9.            SALAPAN WAJIB ‘ILMU # MUHAL ALLOH JAAHIL
HARTOSNA ALLOH UNINGA # MUSTAHIL AYA BODO NA
10.         SAPULUH WAJIB HAYAT # MUHAL ALLOH MAOT
HARTOSNA ALLOH JUMEUNEUNG # MUSTAHIL AYA MAOT NA
11.         SABEULAS WAJIB SAMA’ # MUHAL ALLOH ASHOM
HARTOSNA ALLOH NGARUNGU # MUSTAHIL HEUNTEU NGARUNGU
12.         DUA BEULAS WAJIB BASHOR # MUHAL ALLOH A ‘MA
HARTOSNA ALLOH NINGALI # MUSTAHIL HEUNTEU NINGALI
13.         TILU BEULAS WAJIB KALAM # MUHAL ALLOH BAKAM
HARTOSNA ALLOH NGANDIKA # MUSTAHIL HEUNTEU NGANDIKA
14.         OPAT BEULAS QOWNUHU QOODIROON # MUHAL QOWNUHU ‘AJIZAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU KAWASA
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI ANU APEUS (2x)
15.         LIMA BEULAS QOWNUHU MURIDAN # MUHAL QOWNUHU KAARIHAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU KEURSA
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI ANU KAPAKSA (2x)
16.         GEUNEUP BEULAS QOWNUHU ‘ALIMAN # MUHAL QOWNUHU JAAHILAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU UNINGA
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI ANU BODO (2x)
17.         TUJUH BEULAS QOWNUHU HAYYAN # MUHAL QOWNUHU MAYYITAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU HIRUP
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI ANU MAOT(2x)
18.         DALAPAN BEULAS QOWNUHU SAMI’AN # MUHAL QOWNUHU ASHOMA
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU NGARUNGU
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI TEU NGARUNGU (2x)
19.         SALAPAN BEULAS QOWNUHU BASHIROON # MUHAL QOWNUHU ‘UMYAAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU NINGALI
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI TEU NINGALI (2x)
20.         DUA PULUH QOWNUHU MUTAKALLIMAAN # MUHAL QOWNUHU BUKMAAN
HARTOSNA ETA ALLOH # BUKTI ANU NGANDIKA
MUSTAHIL ETA ALLOH # BUKTI TEU NGANDIKA (2x)

SIFAT NU WEUNANG NA:
ARI SIFAT ANU WEUNANG # DI GUSTI ALLOH SING TEURANG
ETA HIJI HEUNTEU MANG-MANG #ETA URANG WAJIB TEURANG
NYATANA FI’LU MUMKININ # REUJEUNG WA TARKU MUMKININ
WEUNANG ALLOH DAMEUL MUMKIN # WEUNANG TINGAL DAMEUL MUMKIN

‘AQOID IMAN KA PARA ROSUL NA SIFAT ANU WAJIB SAREUNG ANU MUHAL NA:
SIFAT NU WAJIB DI RUSUL # JALMA AGUNG ANU PUNJUL
OPAT NU WAJIB NA WUNGKUL# JEUNG OPAT NU MUSTAHIL
REUJUNG HIJI NU WEUNANG NA # JUMLAH SALAPAN KABEH NA
SAKITU SIFAT-SIFAT NA NABI RUSUL SADAYANA.
HIJI WAJIB SHIDIQ # MUHAL RUSUL KIDZIB
HARTOSNA RUSUL BEUNER # MUSTAHIL RUSUL TEU BEUNER
DUA WAJIB AMANAT # MUHAL RUSUL KHIYANAT
HARTOSNA KAPEURCAYA # MUSTAHIL DI RUSUL CIDRA
TILU WAJIB TABLIGH # MUHAL RUSUL KITMAN
HARTOSNA NGADONGKAPKEUN  # MUSTAHIL RUSUL NYUMPUTKEUN
OPAT WAJIB FATHONAH # MUHAL RUSUL BALADAH
HARTOSNA RUSUL PINTEUR # MUSTAHIL AYA BEULEUT NA

‘AQOID IMAN KA PARA ROSUL NA SIFAT ANU WEUNANG NA:
SIFAT NU WEUNANG DI RUSUL # HIJI A’ROD BASYARIYAH
NYAETA SIFAT KAMANU # SA AN NU TEU NGADATANGKEUN
KANA SIFAT KA KURANGAN # DINA MARTABAT NA RUSUL (2X)

JUMLAH SAKABEH ‘AQOID IMAN :
JUMLAH KABEH ‘AQOID NA # LIMA PULUH SADAYANA
SING APAL HIJI-HIJI NA # ULAH POHO SALILANA
‘AQOID NU LIMA PULUH # LAMUN CAN DI ‘ITIQODKEUN
IBADAH CAN DI TARIMA # SABAB TACAN SAH IMAN NA